Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer

Bahasa Indonesia

Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer
Pembimbing : Ibu Dra. Nadrawati



Judul Buku                     :    Petunjuk Beternak Sapi Potong dan  Kerja
Nama Pengarang            :    -
Tebal Halaman               :    100 Halaman
Penerbit                         :    Kanisius    (Anggota IKAPI)
Cetakan                          :    9




Ø  Pokok – pokok isi buku :               
1.       Sejarah ternak sapi potong dan kerja
2.       Perkembangan sapi potong dan kerja di Indonesia
3.      Produksi sapi potong dan kerja di Indonesia
4.      Panca Usaha Ternak Potong (PUTP)
5.      Faktor pendorong dan penghambat ternak sapi di Indonesia
6.      Jenis – jenis sapi didaerah tropis dan subtropis
7.      Makanan sapi, seperti zat – zat makanan yang dibutuhkan, meliputi sumber makanan & fungsi dan bahan makanan yang dibutuhkan sapi.
8.      Cara – cara membuat kandang yang baik dan nyaman bagi sapi
9.      Cara pengembangbiakan
10.   Cara pemeliharaan dan perawatan pada ternak dan kandangnya
11.    Penggemukan
12.    Hal – hal yang berkaitan dengan sapi kerja
13.   Pemilihan sapi yang baik
14.   Menilai dan menaksir sapi yang akan dipotong/dijual
15.   Mutu daging yang baik
16.   Berbagai jenis penyakit sapi, pencegahan dan penanggulangannya

Ø Rangkuman :
Petunjuk Beternak Sapi Potong dan Kerja

Buku yang berjudul Petunjuk Beternak Sapi Potong dan Kerja”  ini memuat tentang cara – cara mengembangbiakkan sapi dengan baik dan benar. Pada awal buku, kita akan disuguhi bacaan tentang sejarah peternakan sapi potong dan kerja, ternyata sapi tersebut berasal dari golongan Bos Sondaicus (Bos Banteng), Bos Indicus, dan Bos Taurus. Kemudian, tentang perkembangan sapi potong di Indonesia, yang ternyata tidak begitu pesat seperti dinegara – negara lain. Hal tersebut dikarenakan para peternak belum sepenuhnya memberikan perhatiannya kepada ternak – ternak peliharaannya, kurangnya konsumen, dan konsumen yang belum bisa menghargai mutu daging dengan baik. Selanjutnya adalah tentang produksi ternak sapi di Indonesia dan Panca Usaha Ternak Potong (PUTP), yang meliputi penggunaan bibit unggul, pemberian pakan yang baik dalam jumlah yang memadai bagi ternak yang bersangkutan, penerapan cara pemeliharaan yang baik dan sehat, pemberantasan penyakit, dan menciptakan pemasaran dengan hasil yang menguntungkan. Lalu, penyebaran sapi potong dan kerja di Indonesia, faktor pendorong dan penghambat perkembangbiakan ternak, serta prospek ternak sapi potong dan kerja di Indonesia.
Pada bab selanjutnya akan dibahas jenis – jenis sapi tropis dan subtropis yang sudah dikembangbiakkan di Indonesia, lengkap beserta ciri – ciri tubuh yang dimiliki setiap sapi sesuai dengan golongan masing – masing sapi. Kemudian makanan, yang meliputi zat – zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak (terdiri dari fungsi dan sumbernya), bahan – bahan makanan, dan ransum sesuai dengan klasifikasi tertentu. Misalnya, ransum untuk pedet, ransum sapi muda, ransum sapi dewasa, ransum sapi yang digemukkan, dan ransum untuk sapi kerja. Bab selanjutnya akan membahas tentang bentuk – bentuk kandang sapi yang sesuai dengan tuntutan hidup ternak, dan tujuan peternak sendiri; bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat kandang; cara pembuatannya; dan perlengkapan serta peralatan dikandang yang mungkin dibutuhkan untuk berbagai keperluan dikandang.
Cara perkawinan yang biasa digunakan, umur sapi yang siap kawin, tanda – tanda Birahi (tanda – tanda sapi betina sudah siap untuk dikawinkan dengan sapi pejantan) pada sapi, kebuntingan dan perkawinan kembali sesudah melahirkan akan dikupas lengkap dibab setelahnya. Selanjutnya adalah cara pemeliharaan dan perawatan hewan ternakyang baik. Yang akan dibahas disini meliputi pemeliharaan alamiah dan buatan kepada pedet (anak sapi yang berumur 0-9 bulan), menimbang pedet/sapi, memandikan sapi agar terbebas dari daki yang sangat mengganggu sapi, cara menghilangkan tanduk (Dehorning) menggunakan alat dan bahan kimia, cara pengebirian (kastrasi) yaitu cara agar pedet jantan nantinya tidak bisa menghasilkan testis sehingga pejantan tidak bisa membuahi betina, pemberian kaling agar sapi mudah dikendalikan dan diatur, dan pemberian tanda pengenal. Pemberian tanda pengenal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan system kerat (ear notching), anting (ear tagging), tattoo (ear tattoing), peneng, dan pemberian stempel pada tanduk atau badan ternak. Cara menjaga kesehatan sapi, dengan Deworning, De-ticking, Vaksinasi, dn Usaha Hygiene; perkandangan dan cara membuat dan bahan – bahan membuat tilam (bedding) pasa dasar kandang untuk menjaga agar hewan ternak jika duduk atau tidur tidak berkenaan langsung dengan kotorannya sendiri, sehingga kebersihan ternak dan kandang akan selalu terjaga, juga akan dikupas pada bab yang sama.
Biasanya, para konsumen menghendaki daging sapi yang empuk, lezat dan warnanya menarik. Daging tersebut dapat diperoleh dengan cara – cara penggemukan tertentu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggemukan sapi/lembu diantaranya, Bangsa sapi, umur yang pantas untuk sapi mulai digemukkan, Mutu dan volume makanan yang diberikan, Kondisi Sapi, dan jenis kelamin. Selain itu, kita juga harus memperhatikan faktor – faktor yang bisa menghambat penggemukan sapi. Contohnya, musim kemarau panjang yang menyebabkan kurangnya rerumputan hijau, belum adanya peternak yang secara khusus memproduksi calon – calon sapi penggemukan, belum ada penelitian sapi jenis apa yang cocok untuk digemukkan di Indonesia (daerah tropis), seringya ternak terkena infeksi penyakit, dan pemasaran didalam negeri yang masih sedikit/kurang. Penggemukan tersebut juga dapat dilakukan dengan cara tradisional dan modern.
Pada bab selanjutnya, akan dibahas kemampuan tenaga kerja sapi, yang dipengaruhi oleh bangsa sapi, jenis kelamin, ukuran besar, dan berat sapi yang bersangkutan, latihan, pemberian makanan, dan juga kesehatan ternak itu sendiri; cara memilih sapi kerja berdasarkan standar mutu kerja pada bagian – bagian tubuh ternak; melatih sapi kerja & umur mulai bisa bekerja; dan cara mempekerjakan sapi, sesuai dengan klasifikasi umur sapi, waktu dan lamanya kerja, dan kemampuan menarik beban. Selanjutnya, pemilihan sapi menurut tipe yang diinginkan seperti tipe potong, tipe kerja, dan tipe dwi fungsi/ Dual Purpose; cara memilih dengan penilaian & pengukuran sapi dari jarak dekat dan jauh; serta pemilihan dengan melihat keturunan sapi menggunakan kartu sapi potong, yang biasannya disediakan peternak.    
Buku ini juga menerangkan tentang cara – cara memilih sapi untuk dipotong, sesuai dengan bagian tubuh. Juga, mutu daging yang baik sesuai dengan umur sapi, kondisi waktu ternak masih hidup, dan perlakuan peternak terhadap hewan ternaknya. Tidak lupa, cara – cara menyimpan dan merawat daging sapi yang baik dan benar. Buku akan ditutup dengan keterangan lengkap mengenai  jenis – jenis penyakit yang menyerang sapi, penyebab penyakit, penularannya, masa inkubasi (masa masuknya virus/bakteri sampia dengan masa virus/bakteri itu menyerang tubuh), proses masuknya virus/bakteri, sifat penyakit, gejala yang dialami sapi, dan pencegahan/pengobatan yang dapat dilakukan peternak. Misalnya, penyakit Tetanus (CLOSTRIDIUM TETANI). Disebakan oleh bakteri clostridium tetani. Masa inkubasi yang terjadi pada umumnya 2 minggu, bahkan terkadang hanya 24 jam. Tetapi, ada yang lebih lama, sampai beberapa bulan. Penularannya adalah melalui luka, misalnya karena terkena benda tajam, tali pusar yang baru saja dipotong, dll; sumber infeksi, yaitu melalui tanah (terutama tanah humus); setelah hewan melahirkan dan lewat alat pencernaan. Prosesnya, spora masuk ke luka kemudian meproduksi toksin, yang akan masuk kedalam jaringan dan akan menembus pembulih darah, kemudian menuju susunan syaraf dan akhirnya menimbulkan kekejangan. Demikian seterusnya hingga sampai dengan pencegahan/pengobatan yang dapat dilakuakan peternak.

J~~~~~THE END~~~~~J

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon berkomentar yang baik dan sopan yaa.. Terima kasih :3