Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sinopsis dan Analisis Novel My Boys, My Lovely, and My Brother

My Boys, My Lovely, and My Brother


Tak hanya luka dikaki Charis yang belum sembuh akibat kecelakaan tadi malam, tapi hati Charis juga sakit karena orang tua Charis meninggal karena kejadian tersebut. Namun Revan sahabat Charis selalu menemani disaat dia terpuruk.
Setelah pemakaman kedua orang tua Charis selesai, Revan masih tetap menemani Charis. Saat makan malam pun tiba, Kak Syafa memanggil Revan dan Charis yang masih berada didalam kamar.
Karena Charis ingin kekamar mandi terlebih dahulu, maka ia meninggalkan Revan dan Kak Syafa dikamar. Setelah keluar dari kamar terdengar sayup – sayup suara orang bertengkar. Lalu, Charis mendengar bahwa Kak Syafa adalah kekasih Revan. Charis kaget, karena ia menyayangi Revan lebih dari seorang sahabat. Sejak itu, Charis menjauhi Revan.
Pada jam kuliah kekasih Charis, Fendy (kekasih Rista ) meminta izin kepada dosen yang saat itu mengajar untuk bertemu Charis. Seketika itu Fendy menarik tangan Charis dan berhenti di papan pengumuman. Setelah membaca apa yang terpampang dipapan pengumuman, Charis bergegas berlari mancari Revan. Ia telah mencari ke seluruh penjuru kampus, namun tak ditemukannya Revan. Dengan kaki yang berlumur darah, Charis pergi keatas gedung, tempat ia dan Revan mengadu rasa.
Karena darah yang keluar dari kakinya terlalu banyak, ia tidak kuat lagi berjalan. Tiba- tiba ada uluran tangan, mata Charis mencari siapa pemilik tangan itu, yang ternyata adalah Deni, san Ketua Senat. Tanpa pikir panjang Charis menerima uluran tangannya, lalu ia ditatih oleh Deni ketempat duduk yang tak jauh dari tempat Charis jatuh. Kemudian perban yang membalut kaki Charis diganti oleh Deni. Selesai membalut luka Charis, Deni langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Charis pun mengucapkan terima kasih pada Deni.
Sejak kejadian itu Deni dan Charis semakin dekat. Dan Charis pun jatuh cinta pada Deni, begitu juga sebaliknya. Kedekatan Charis dan Deni membuat Revan curiga. Dan hal itu pun membuat hubungan Revan dan Charis makin merenggang.

                                           * * *
Pada suatu hari, tak sengaja Charis mendengar percakapan Revan dan Deni diatas gedung. Dan sejak itu ada yang tak Charis mengerti tentang keluarga. Karena itulah Charis berusaha mencari fakta tentang keluarganya yang ia belum tau. Pada suatu hari ia pergi kegudang dan menemukan sebuah gulungan surat. Ia pun membacanya. Didalamnya terdapat nama pengirim surat yang bernama Pristilia. Di suatu pagi Charis memberanikan diri bertanya pada neneknya tentang Pristilia. Tapi ia tak mendapat jawaban pasti tentang itu. Tak berselang lama, Om Ilham, Kak Syafa, dan nenek Charis pergi entah kemana. Tanpa basa – basi Charis mencari taxi dan mengejar mobil Om Ilham.
Beberapa saat kemudian Om Ilham, Kak Syafa, dan nenek Charis turun dan memasuki sebuah gang kecil. Charis pun mengikuti mereka. Mereka menuju sebuah rumah dan memasuki rumah tersebut. Didalam rumah tersebut ada Deni dan seorang perempuan yang mirip dengan mama Charis, mungkin itu adalah Pristilia. Charis mengikuti dan mendengarkan semua percakapan mereka.
Setelah cukup lama mendengarkan  percakapan itu, Charis mendobrak pintu kayu yang ada. Semua orang yang ada disitu kaget, karena tiba – tiba Charis datang. Dengan air mata yang bercucuran Charis  meminta agar semua menceritakan yang sebenarnya terjadi. Kemudian wanita yang bernama Pristilia menceritakan semua. Disusul oleh nenek yang membuat Charis mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya.
Charis kemudian menyimpulkan bahawa ia dan Deni satu ayah, Kak Syafa dan dia satu ibu, kemudian Kak Syafa dan Revan juga satu bapak. Dari situlah tau apa yang selama ini dirahasiakan oleh keluarganya.
Karena kejadian itu Charis merasakan kehadiran mamanya. Nenek memutuskan bahwa Tante Pristilia dan Kak Angga boleh tinggal dirumah Charis. Pada keesokan harinya Charis menemukan seorang pengganti mamanya, yaitu Mama Pristilia.
Sekarang setiap pagi aku berangkat dengan Kak Angga. Sejak itu sikap Kak Angga  berubah 180o. Tak bisa dipungkiri, kampus pun gempar atas kejadian tersebut. Hal tersebut juga membuat Revan bertanya – tanya, setelah aku dan Kak Angga ceritakan Revan mengerti.
Mulai dari hari itu kami bertiga menjadi sahabat yang kompak dan paling disegani di  kampus. Tak ketinggalan juga yang selalu menarik perhatian semua mahasiswa dikampus.

* * *
Pada suatu malam diadakan pesta pertunangan antara Kak Syafa dan Kak Adrian kekasih Kak Syafa, di Puncak. Setelah selesai bertukar cincin Kak Syafa dan Kak Adrian berbalik dan melemparkan bunga dan yang menangkap Charis, Kak Angga, dan Revan secara bersamaan. Setelah itu mereka tertawa dan berteriak “Nikah Massal”.
THE END
  1.             Unsur Intrinsik Novel

ü Tema
                   Rahasia yang membuat masalah yang rumit
“Ma, seharusnya Charis tau dari sekarang, sebelum  Charis jatuh cinta dengan Angga?” What???? Kenapa perempuan itu bilang kayak gitu??  “Apa? Charis jatuh cinta dengan Angga. Itu nggak akan mungkin terjadi.” Elak Nenek, tapi Nenek terlambat, aku benar – benar jatuh cinta dengan Deni. 
ü Amanat
Janganlah kita menyembunyikan apapun yang ada terhadap sesama anggota keluarga.
Ku dobrak pintu kayu itu, “Charis?” Semua tampak shock… “Kenapa kalian sembunyiin semua ini dari aku? Apa maksud semua ini? Kalian anggep Rista ini siapa? Rista juga keluarga kalian, Rista berhak tau….” Aku luapkan semua uneg – uneg ku selama ini. “Please, ceritakan semua yang terjadi pada Rista.” Aku tak sanggup lagi menahan air mata.
ü Alur
Ø Perkenalan
          Kakiku masih merasa sakit, perban yang melilitnya belum juga dilepas bahkan masih terlihat rembesan darah dari dalam kakiku. Sejak kecelakaan malam tadi aku belum juga bangun dari tidurku. Jika kuingat lagi kejadian itu, mataku selalu berkaca – kaca, seakan penyesalan masih selalu menghantuiku. Seandainya malam itu, aku tak ajak kedua orang tuaku kepuncak, mungkin Papa dan Mama masih ada disini bersamaku. Seharusnya cukup aku yang menderita, menahan luka dikakiku.
Ø Permunculan Masalah
          “Kak aku ngerasa aneh, sejak kematian Mama dan Papa, ada yang nggak Rista ngerti. Apalagi, sejak Rista kenal Kak Deni.
Ø Klimaks
          Ku dobrak pintu kayu itu, “Charis?” Semua tampak shock… “Kenapa kalian sembunyiin semua ini dari aku? Apa maksud semua ini? Kalian anggep Rista ini siapa? Rista juga keluarga kalian, Rista berhak tau….” Aku luapkan semua uneg – uneg ku selama ini. “Please, ceritakan semua yang terjadi pada Rista.” Aku tak sanggup lagi menahan air mata.
Ø Peleraian
          “Dulu Cyntia menikah dengan hermawan, dan dikaruniai anak Syafa. Saat kakamu berusia 2 tahun, Hermawan dan Cintya bercerai. Lalu Cintya pergi ke Amerika selama satu tahun. Pulang dari Amerika, Cintya bertemu dengan Dimas. Awalnya nenek tidak setuju mereka menikah, tapi ketika Cintya tanya apa alasannya Nenek tidak bisa menjawab, jadi mau tak mau Nenek harus menyetujui pernikahan itu. Beberapa bulan kemdian Hermawan menikah dengan Revita, ibunya Revan. Cintya dan Refita hamil bersama, hanya selang satu minggu, kamu lahir setelah Revan.” Terang Nenek panjang lebar
Ø Penyelesian
          “Jadi, Rista sama Kak Deni, satu bapak yaitu Papa Dimas, sementara Kak Syafa dan Revan satu bapak juga yaitu Om Hermawan. Terus Rista dan Kak Syafa satu ibu, yaitu Mama Cintya????” Kataku menympulkan cerita tadi.



ü Latar / Setting
  Latar Tempat
  Rumah Charis
  •          Lalu semua keluargaku, berhambur masuk ke kamarku
  •       ….., tapi mereka melarangnya dan mendorong aku hingga terperosok kekolam kecil yang ada di taman halaman depan
  •       ……, ‘Prrrrrrrraaaaaaaaaaang’ kakiku menabrak vas bunga yang ada didepan kamar Kak Syafa.
  •           ……, mendekati Revan yang sedari tadi duduk di sofa kamarku
  •           ……, melihat Revan dan Kak Syafa bercanda diruang tengah, ……
  •         Kukira Kak Syafa akan menghampiriku dan memaksaku untuk menemui Revan, tapi dia justru menemui seseorang yang ada diruang tamu.
  •       …., kulihat Kak Syafa dan Kak Adrian berbincang – bincang dengan teman – teman ku di pinggir kolam renang

  Kampus
  •          Diatas gedung……
  •           ……., tapi sampai aku menghilang dibalik tembok, Revan tetap diam.
  •          ……., lalu berhenti didepan papan pengumuman.
  •          …….., ku hampiri Deni yang duduk sendiri  dibawah pohon di taman kampus sambil memainkan laptopnya.

  Pemakaman
Setelah sampai di pemakaman, ternyata acara pemakaman  kedua orang tuaku sudah selesai.
  Café
Sesampai di café, kulihat Fendy duduk sendiri di bangku no.21 sesuai dengan tanggal jadian kita.
*  Latar Waktu
  Malam
Hemz….. sungguh makan malam yang nikmat, penuh kebahagiaan ditemani makanan lezat bikinan Mbak Ana.
    Petang
Aku baru sadar kalau aku terjebak ditengah suasana pemakaman yang sepi dan sedikit menyeramkan apalagi hari sudah mulai petang.
  Siang hari
Cuaca siang ini begitu cerah, secerah hatiku ditemani dua orang yang aku sayangi.
  Disaat berkabung
“Gila ya… Bisa – bisanya Tante nyampurin masalah pribadi disaat berkabung seperti ini……..”
  Disela tawa Revan
“…….” Tanya Revan disela tawanya.
  Pagi hari
Pagi ini mendung menggelayut menutupi cerahnya sinar sang mentari.
  Setelah selesai membalut kaki Charis
……, tanpa berkata – kata dia langsung pergi meninggalkanku setelah selesai membantuku mengganti perban.
  Kemarin
Ada apa ya dengan keluargaku, kemarin Nenek antusias banget dengan cerita soal Deni, ……
  Dini hari
“Non, sudah hampir pagi, sebaiknya   Non tidur saja.”
*  Latar Suasana
  Sepi dan Menyeramkan
Aku baru sadar kalau aku terjebak ditengah suasana pemakaman yang sepi dan sedikit menyeramkan apalagi hari sudah mulai petang.
  Menakutkan
“Revan, kamu dimana ?!” Teriakku sambil menangis ketakutan
  Membingungkan
“…….” Ucapku meninggalkan Revan yang masih tampak bingung
  Berkabung
“Gila ya… Bisa – bisanya tante nyampurin masalah pribadi disaat berkabung seperti ini……..”
  Mengecewakan
Aku hanya mengangguk kecewa kemudian melangkah pergi meninggalkan Kak Syafa dan Mbak Ana yang masih berdiri kaku.
  Melelahkan
Sepertinya dia sangat lelah, …..
  Gelisah
Beberapa saat kumenangis meratapi kegelisahan hatiku, kemudian terlelap dalam mimpi.
  Hening
Suasana menjadi hening , kuamati hiruk pikuk mahasiswa yang mondar – mandir di taman kampus.
  Ramai
Suasana pesta semakin ramai, kulirik jam dinding, jarumnya tepat diangka 8,……


  Memusingkan
……, padahal aku kenal keluarga Revan dari kecil, tau ahh pusing, mending konsentrasi pelajaran. 
  Mencurigakan
“Raut muka loe beda ?” Tanya Selvy curiga

*   Penokohan
o  Charis (Rista)
¯ Egois
Mataku mulai berkaca – kaca, aku sadar aku egois, hanya memikirkan perasaanku yang terluka.
o Kak Syafa
¯ Suka berbohong      
“ Syafa nunggu Adrian, Nek.” Kak Syafa juga bohong.
o  Revan
¯ Sinis
“Nunggu Mr. Killer?” Tanya Revan sinis.
o  Nenek
¯ Mulai pikun
“…..” Kataku mengingatkan Nenek yang mulai kelihatan pikun.
o  Om Ilham
¯ Pemilih dengan wanita
…., dan yang terakhir Om Ilham yang paling milih kalau sama yang namanya wanita
o  Deni (Angga)
¯ Killer dan tidak pedulian dengan orang
“Kak Deni ?!” Sapaku pada sang ketua Senat yang terkenal killer dan nggak pedulian sama orang.
¯ Jaim
……, hanya saja dia orangnya sok JAIM.


¯ Keras
……, membayangkan Deni jadi cowokku tapi aku nggak akan tahan dengan sifatnya yang keras.
¯ Misterius
Huh….. Benar – benar misterius.

ü Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu pengarang menjadi tokoh utama dalam cerita.

ü Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel adalah :
*     Tidak menggunakan bahasa yang baku
*     Mudah dipahami
*     Menarik

*   Hal – hal yang menarik
                    Charis, Revan, dan Deni menjadi sahabat sekaligus saudara yang solid.

*   Realitas Novel

Kakiku masih merasa sakit, perban yang melilitnya belum juga dilepas bahkan masih terlihat rembesan darah dari dalam kakiku. Sejak kecelakaan malam tadi aku belum juga bangun dari tidurku. Jika kuingat lagi kejadian itu, mataku selalu berkaca – kaca, seakan penyesalan masih selalu menghantuiku. Seandainya malam itu, aku tak ajak kedua orang tuaku kepuncak, mungkin Papa dan Mama masih ada disini bersamaku. Seharusnya cukup aku yang menderita, menahan luka dikakiku. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon berkomentar yang baik dan sopan yaa.. Terima kasih :3